14 research outputs found

    DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN POWER ENDURANCE TUNGKAI : Studi Eksperimen UKM Futsal Putri UPI Bandung

    Get PDF
    Daya tahan kekuatan merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai prestasi, meskipun banyak aktivitas olahraga lebih memerlukan SAQ (Speed, Agilitas dan Quickness), keseimbangan dan yang lainnya, tetapi faktor tersebut harus dikombinasikan dengan kekuatan agar diperoleh hasil yang baik. Oleh karena kekuatan merupakan komponen fisik yang mendasar yang sangat diperlukan dalam pertandingan maupun perlombaan. Membicarakan tentang kekuatan tak akan jauh dari kerja otot. Maka dalam penelitian ini penulis meneliti tentang motode latihan yang dapat meningkatkan daya tahan kekuatan otot, yaitu metode latihan interval dan metode latihan repetisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebermaknaan pengaruh latihan metode interval dan repetisi terhadap peningkatan power endurance dengan menggunakan pola pelatihan harness. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet UKM futsal putri UPI, sedangkan sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari 20 orang atlet futsal putri, yang terbagi dalam dua kelompok yaitu; kelompok metode interval dan kelompok metode repetisi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Setelah melaksanakan latihan selama 6 minggu dengan frekuensi 2 kali perminggu diperoleh hasil bahwa tidak terdapat peningkatan yang signifikan dari metode interval dan repetisi dengan menggunakan pola pelatihan harness terhadap power endurance, dari hasil perbandingan diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan dari metode interval dan repetisi terhadap power endurance. Namun jika dilihat dari rata-rata tes akhir, metode interval memberikan peningkatan yang lebih baik dibandingkan metode repetisi. Berdasarkan hasil penelitian ini penulis merekomendasikan agar metode interval dan repetisi dipergunakan sebagai salah satu varian untuk meningkatkan meningkatkan kondisi fisik

    The application of hand-eye coordination test guidelines for table tennis using audio visual media

    Get PDF
    Distance learning in the field of sport education, particularly at the university level, is well suited to independent and structured learning. In the table tennis course, it is necessary to identify the initial ability of PJKR FIK UNY students' hand-eye coordination through the use of audio visual based test guidelines. The method for administering the test is provided during distance learning. This test guideline's application includes experimental research using the pretest-posttest design method. The sample consists of PJKR FIK UNY table tennis students drawn at random from a class of up to 40 students. This study was conducted from February to April 2021. The analysis results of the Paired Sample Test data obtained a value of sig = 0.000 <0.05, the conclusion from the test results is that there is a difference in the effect of hand-eye coordination abilities in table tennis games between before and after being given test guidelines using audio visual media. The conclusion from the application of test guidelines using audio visual media can improve the results of the hand-eye coordination test for PJKR FIK UNY students

    Sosialisasi Strategi Belajar Bahasa Inggris yang Efektif dan Menyenangkan bagi Siswa SMA di Aceh

    Get PDF
    Penguasaan Bahasa Inggris merupakan salah satu hal yang sangat penting di era global dewasa ini.  Kemampuan berbahasa Inggris yang baik akan menjadi modal yang signifikan  untuk bisa bersaing di masa depan. Di Indonesia, Bahasa Inggris diajarkan sebagai mata pelajaran wajib, namun dengan jam belajar yang terbatas, Selain itu, terdapat kesenjangan antara kemampuan berbahasa Inggris antara para siswa yang tinggal di perkotaan dengan mereka yang bersekolah dan tinggal di daerah yang jauh dari kota atau ibukota kabupaten, seperti di SMA Negeri 1 Langkahan Aceh Utara dan SMA Negeri 9 Takengon Aceh Tengah. Hal ini disebabkan keterbatasan akses terhadap sumber-sumber belajar seperti buku, perangkat teknologi, atau tempat belajar di luar sekolah seperti kursus. Adanya keterbatasan ini juga berdampak pada rendahnya motivasi anak-anak yang tinggal di daerah pelosok untuk belajar Bahasa Inggris yang akhirnya berdampak pada prestasi belajar Bahasa Inggris mereka.  Berangkat dari fakta tersebut, diperlukan  sosialiasi mengenai strategi yang bisa diterapkan dalam rangka belajar bahasa Inggris secara mandiri dengan efektif dan menyenangkan di tengah keterbatasan yang ada bagi siswa yang bersekolah di wilayah yang jauh dari ibu kota kabupaten. Kegiatan ini telah berdampak pada meningkatnya pengetahuan siswa terhadap strategi yang bisa dilakukan untuk belajar Bahasa Inggris secara efektif dan menyenangkan guna meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris siswa

    Pada minimarket, produk merupakan bahan pokok yang akan dijual belikan. Produk di minimarket ini akan menentukan pengelompokkan data stok barang di Toko Toba. Dengan adanya masalah ini, perlu untuk menciptakan sistem baru menggunakan Rapidminer yang dapat

    Get PDF
    In minimarkets, the product is a staple that will be sold and bought. The products in this minimarket will determine the grouping of stock data at the Toba Store. Given this problem, it is necessary to create a new system using Rapidminer that can group stock data at Toko Toba, which was carried out at the Toko Toba Sedong minimarket and carried out in November 2021-January 2022. This k-means algorithm will not be affected by the order of objects which has been used.  In stock management that is carried out inaccurately and carelessly will cause very high and uneconomical storage costs, because there can be vacancies or excess goods and certain types of items. This study aims to group stock data using Rapidminer at Toba Stores into 2 clusters. The method that will be used in this research is using the K-Means Clustering method. This research is also strongly supported by 1 data mining tool, namely Rapidminer. Data mining on Rapidminer tools for cluster 0 there are 15 items and the data contained in it, for cluster 1 there are 9 data contained in it.Pada minimarket, produk merupakan bahan pokok yang akan dijual belikan. Produk di minimarket ini akan menentukan pengelompokkan data stok barang di Toko Toba. Dengan adanya masalah ini, perlu untuk menciptakan sistem baru menggunakan Rapidminer yang dapat mengelompokkan data stok barang di Toko Toba, yang dilakukan pada minimarket Toko Toba sedong dan dilaksanakan pada bulan November 2021- Januari 2022. Algoritma k-means ini tidak akan terpengaruh terhadap urutan objek yang telah digunakan. Dalam manajemen stok yang dilakukan secara tidak akurat dan asal-asalan akan menyebabkan biaya simpan yang sangat tinggi dan tidak ekonomis, karena bisa terjadi kekosongan atau kelebihan barang dan jenis item barang tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan data stok barang menggunakan Rapidminer pada Toko Toba menjadi 2 cluster. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode K-Means Clustering. Penelitian ini juga sangat didukung dengan 1 tools data mining yaitu Rapidminer. Data mining pada tools Rapidminer untuk cluster 0 terdapat 15 items dan data yang terdapat didalam nya, untuk cluster 1 terdapat 9 data yang terdapat didalamnya

    PERSEPSI INSTRUKTUR MENGENAI KEBUGARAN DAN CEDERA DI KAMPUNG WISATA AIR TITIK 0 JAWA TENGAH: STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF

    Get PDF
    Resiko terjadi cedera tidak hanya ada di lapangan, aktivitas fisik di lingkungan tempat wisata pun memiliki potensi terjadinya cedera yang sangat besar. Persepsi mengenai cedera perlu dipertimbangkan sebagai langkah awal antisipasi kejadian cedera akibat aktivitas fisik di tempat rekreasi. Mayoritas praktisi mungkin lupa bahwa peran instruktur khususnya di tempat wisata perlu dipelajari lebih mendalam karena masih jarang ada yang berani untuk menelusuri lebih lanjut. Observasi studi ini dilakukan kepada 18 instruktur melalui teknik pengambilan subjek dengan total sampling di Kampung Wisata Air Titik 0 Jawa Tengah. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa semua instruktur yang terlibat terbiasa melakukan aktivitas fisik 1-2 kali seminggu sebesar 88,89%, lebih besar dibandingkan instruktur yang terbiasa beraktivitas fisik 3-4 kali seminggu yang hanya sebesar 11,11%. Cedera di bagian kepala belum pernah dialami oleh seluruh instruktur, satu orang mengalami cedera pada bagian punggung (5,5%) dan tubuh bagian atas (5,5%), dan mayoritas instruktur mengalami cedera pada tubuh bagian bawah (88,89%). Kondisi tegang (38,89) dan memar (27,78%), retak (16,67%), berputar atau terkilir (5,56%) dialami oleh semua intruktur. Penyebab cedera terjadi mayoritas akibat jatuh (72,27%), kontak fisik (16,67%) dan beban berlebih (11,11%). Lebih dari 50% instruktur mengalami pengulangan cedera dan berhenti melakukan kegiatan kurang lebih sampai rentang 2 minggu. Terjadi penurunan waktu peregangan, meskipun semua instruktur tidak lupa untuk melakukan sebelum dan setelah aktivitas. Perlu adanya penerapan strategi pemulihan, meskipun instruktur beranggapan bahwa cedera tidak menurunkan kondisi kebugaran.Resiko terjadi cedera tidak hanya ada di lapangan, aktivitas fisik di lingkungan tempat wisata pun memiliki potensi terjadinya cedera yang sangat besar. Persepsi mengenai cedera perlu dipertimbangkan sebagai langkah awal antisipasi kejadian cedera akibat aktivitas fisik di tempat rekreasi. Mayoritas praktisi mungkin lupa bahwa peran instruktur khususnya di tempat wisata perlu dipelajari lebih mendalam karena masih jarang ada yang berani untuk menelusuri lebih lanjut. Observasi studi ini dilakukan kepada 18 instruktur melalui teknik pengambilan subjek dengan total sampling di Kampung Wisata Air Titik 0 Jawa Tengah. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa semua instruktur yang terlibat terbiasa melakukan aktivitas fisik 1-2 kali seminggu sebesar 88,89%, lebih besar dibandingkan instruktur yang terbiasa beraktivitas fisik 3-4 kali seminggu yang hanya sebesar 11,11%. Cedera di bagian kepala belum pernah dialami oleh seluruh instruktur, satu orang mengalami cedera pada bagian punggung (5,5%) dan tubuh bagian atas (5,5%), dan mayoritas instruktur mengalami cedera pada tubuh bagian bawah (88,89%). Kondisi tegang (38,89) dan memar (27,78%), retak (16,67%), berputar atau terkilir (5,56%) dialami oleh semua intruktur. Penyebab cedera terjadi mayoritas akibat jatuh (72,27%), kontak fisik (16,67%) dan beban berlebih (11,11%). Lebih dari 50% instruktur mengalami pengulangan cedera dan berhenti melakukan kegiatan kurang lebih sampai rentang 2 minggu. Terjadi penurunan waktu peregangan, meskipun semua instruktur tidak lupa untuk melakukan sebelum dan setelah aktivitas. Perlu adanya penerapan strategi pemulihan, meskipun instruktur beranggapan bahwa cedera tidak menurunkan kondisi kebugara

    DAMPAK PENERAPAN POLA PELATIHAN HARNESS MENGGUNAKAN METODE INTERVAL DAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN POWER ENDURANCE TUNGKAI

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak yang diberikan latihan harness dengan menggunakan metode interval dan repetisi terhadap peningkatan power endurance tungkai. Populasi dalam penelitian ini adalah UKM Futsal Putri UPI. Dimana 20 sampel diambil dengan teknik sample random sampling. Kemudian dibagi menjadi dua kelompok dengan sample acak beraturan (pola A-B-A-B) Tes 10 hop digunakan untuk mengetahui besarnya dampak perbedaan power endurance. Desain penelitian menggunakan One Group Prestest-Postest Design. Satu kelompok menggunakan eksperimen latihan interval dan satu kelompok lain menggunakan eksperimen latihan repetisi. Penelitian dilakukan selama 6 minggu, dengan dua kali latihan dalam seminggu. Data yang diolah pada penelitian ini adalah data pre-test dan post-test untuk mengetahui seberapa besar peningkatan dari program penelitian yang telah dilaksanakan. Pengolahan data menggunakan perhitungan uji homogenitas, uji normalitas, uji kesamaan dua rata-rata dan uji beda. Menghasilkan kesimpulan bahwa peningkatan yang diberikan tidak signifikan, baik metode interval (1.94 ± 2.26) maupun repetisi (1.40 ± 2.26) terhadap peningkatan power endurance tungkai. Tetapi jika dibandingkan antar metode yang digunakan dalam penelitian, metode interval peningkatannya lebih besar dibandingkan dengan metode repetisi. Penulis menyarankan untuk menggunakan metode interval dan repetisi sebagai salah satu saran untuk meningkatkan kondisi fisik

    KONDISI VO2 MAX PADA ATLET SEPAKBOLA SETELAH MELAKUKAN AKTIVITAS FISIK SELAMA TIGA MINGGU BERTURUT-TURUT

    Get PDF
    Latar belakang dan Tujuan: Atlet remaja memiliki resiko besar terhadap penurunan asupan nutrisi karena meningkatnya kebutuhan energi. Memperoleh asupan nutrisi yang seimbang menjadi sebuah masalah yang dihadapi oleh remaja karena gaya hidup yang cenderung mengabaikan kandungan nutrisi yang dikonsumsi. Banyak atlet remaja mengkonsumsi minuman berenergi tapi ternyata berkontribusi negatif terhadap kesehatan sehingga lebih dianjurkan untuk mengkonsumsi susu. Atlet remaja yang terbiasa melakukan aktivitas fisik akan mengalami respon fisiologis di dalam tubuh maka perlu ditunjang dengan asupan tambahan untuk menjaga kebutuhan energi tetap terpenuhi. Kombinasi antara aktivitas fisik ditambah dengan asupan nutrisi akan berdampak bagi sistem metabolisme tubuh. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari konsumsi susu sapi terhadap kondisi VO2 Maks atlet remaja. Metode: Pemilihan subjek penelitian diawali dengan kuesioner pre-test, hal ini dilakukan untuk menghindari subjek yang memiliki riwayat penyakit berbahaya dan bisa mempengaruhi hasil penelitian. Diperoleh 24 atlet sepakbola berusia 18-21 tahun, tidak memiliki riwayat alergi terhadap susu sapi dan memiliki pengalaman bermain sepakbola lebih dari 3 tahun minimal di level daerah, dengan aktivitas fisik 3-5 kali seminggu. Atlet dibagi secara acak ke dalam tiga kelompok minuman (susu sapi segar, susu pasteurisasi dan air mineral) yang dikonsumsi selama tiga minggu berturut-turut. Pemberian susu sapi segar dan susu pasteurisasi dengan volume yang sama (isovolumic) wajib dikonsumsi subjek penelitian sebanyak tiga kali sehari dalam jangka waktu tiga minggu dengan takaran yang telah ditentukan. Penelitian ini menggunakan Pretest-Posttest Randomized-Groups Design, dengan melakukan dua kali pengetesan yaitu pre-test (sebelum pemberian minuman) dan post-test (setelah pemberian minuman selama tiga minggu berturut-turut). Setiap pre-test dan post-test dilakukan Cooper test 2,4 km. Saat sebelum (p1) dan sesudah (p2) Cooper test 2,4 km dilakukan pengambilan sampel darah untuk mengukur nilai laktat, glukosa dan hemoglobin. Hasil: Dengan nilai t hitung < t tabel yaitu -2,240 < 2,069 dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kondisi VO2 Max antara pretest (sebelum pemberian minuman) dan post-test (setelah pemberian minuman selama tiga minggu berturut-turut). Namun jika dilihat dari nilai VO2 Max ketika pre-test dan post-test, terjadi peningkatan meskipun tidak signifikan (p > 0,05). Kesimpulan: Tidak terjadi perubahan yang signifikan pada nilai VO2 Max atlet sepakbola yang terbiasa mengkonsumi susu sapi. Dari penelitian ini terlihat data dari hasil tes VO2 Max dengan menggunakan Cooper test 2,4 km terjadi peningkatan nilai namun tidak terlalu signifikan

    Promotion and experiential marketing on purchasing decisions mediated by e-WOM in coffee SMEs

    Get PDF
    This study aimed to determine the effect of promotion and experiential marketing on buying decisions mediated by electronic Word-of-Mouth (e-WOM) in coffee SMEs. This research is quantitative research by distributing questionnaires. The research sample is 100 respondents with the Cochran formula. Data collection in this study used an ordinal and was measured using a Likert scale. Data analysis was carried out using SEM-PLS with the help of smart PLS. The results of the study indicate that purchasing decisions are significantly impacted by experiential marketing. It demonstrates how experiential marketing's sense, feeling, thinking, acting, and relating components are frequently used by marketers to influence consumer decisions. e-WOM marketing is significantly impacted by experiential marketing. It demonstrates that experience marketing impacts coffee SMEs' use of e-WOM marketing

    Фіксація показників ігри у вуличний футбол та робочого навантаження під час Чемпіонату світу з футболу для безхатьків

    No full text
    Study purpose. This study intended to convert the description of the strategies utilized in street soccer matches to international competitions. Materials and methods. Descriptive quantitative study was used that determined the participants by random sampling of the entire population. It acquired eight Indonesian national team athletes for the Homeless World Cup (HWC). The data was gathered from the six most important HWC matches, including those versus Zimbabwe, Israel, Romania, Brazil, Egypt, and the Netherlands, and examined using match footage. These six contests were chosen for their statistical analysis of decisive victories and defeats. Pearson Correlation was utilized for descriptive and inferential data analysis to evaluate the relationship between variables such as passing, shooting, goal, and goal allowed. Results. As indicated by the high association between passing and shooting accuracy and goal-scoring against the opponent’s goal, passing and shooting were dominating throughout street soccer matches, especially during big events such as the HWC. Conclusions. This study may serve as a resource for all teams in the globe as they develop and implement training program plans to prepare street soccer teams in their various nations.Мета дослідження. Метою цього дослідження було конвертувати опис стратегій, які використовують у вуличних футбольних матчах, у міжнародні змагання. Матеріали та методи. Використовували описове кількісне дослідження, яке визначало учасників шляхом випадкової вибірки з усієї сукупності. В результаті було визначено вісім спортсменів національної збірної Індонезії для Чемпіонату світу для безхатьків (ЧСБ). Дані збирали з шести найважливіших матчів ЧСБ, які включали матчі проти Зімбабве, Ізраїлю, Румунії, Бразилії, Єгипту та Нідерландів, і вивчали з використанням записів матчів. Ці шість змагань були вибрані для статистичного аналізу вирішальних перемог і поразок. Для описового та інференційного аналізу даних використовували кореляцію Пірсона з метою оцінки зв’язку між такими змінними, як передача, удар, гол і пропущений гол. Результати. Як показує високий зв’язок між точністю передачі та удару та забитим м’ячем у ворота суперника, передачі та удари домінували під час усіх вуличних футбольних матчів, особливо під час великих змагань, таких як ЧСБ. Висновки. Це дослідження може слугувати ресурсом для всіх команд у світі, коли вони розробляють і впроваджують плани тренувальних програм для підготовки команд із вуличного футболу в своїх різних країнах
    corecore